Kamis, 05 Januari 2012

Eksotisme Kawah Putih di Ciwidey

Kecamatan Ciwidey yang berada di selatan Kabupaten Bandung. Di kawasan ini terdapat satu objek wisata yang menarik yaitu Kawah Putih.
Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 8-22°C. Di puncak Gunung Patuha itulah terdapat Kawah Saat, saat berarti surut dalam Bahasa Sunda, yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 meter di atas permukaan laut. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada sekitar abad X dan XII silam. Kawah Putih ini terletak sekitar 46 km dari Kota Bandung atau 35 km dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang, menuju Ciwidey.
Legenda Kawah Putih
Gunung Patuha konon berasal dari nama Pak Tua atau ”Patua”. Masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh. Dahulu masyarakat setempat menganggap kawasan Gunung Patuha dan Kawah Putih ini sebagai daerah yang angker, tidak seorang pun yang berani menjamah atau menuju ke sana. Konon karena angkernya, burung pun yang terbang melintas di atas kawah akan mati.
Misteri keindahan danau Kawah Putih baru terungkap pada tahun 1837 oleh seorang peneliti botanis Belanda kelahiran Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) yang melakukan penelitian di kawasan ini. Sebagai seorang ilmuwan, Junghuhn tidak mempercayai begitu saja cerita masyarakat setempat. Saat ia melakukan perjalanan penelitiannya menembus hutan belantara Gunung Patuha, akhirnya ia menemukan sebuah danau kawah yang indah. Sebagaimana halnya sebuah kawah gunung, dari dalam danau keluar semburan aliran lava belerang beserta gas dan baunya yang menusuk hidung. Dari hal tersebut terungkap bahwa kandungan belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan untuk terbang melintas di atas permukaan danau Kawah Putih.
Karena kandungan belerang di danau kawah tersebut sangat tinggi, pada zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel OntginingKawah Putih’. Kemudian pada zaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan namaKawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah penguasaan militer Jepang.
Di sekitar kawasan Kawah Putih terdapat beberapa makam leluhur, antara lain makam Eyang Jaga Satru, Eyang Rongga Sadena, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung Patuha yakni Puncak Kapuk, konon merupakan tempat pertemuan para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Konon, di tempat ini terkadang secara gaib terlihat sekumpulan domba berbulu putih yang oleh masyarakat disebut domba lukutan.

Air Terjun Sri Gethuk


Air terjun Sri gethuk  terletak di Padukuhan Menggoran yang berdekatan dengan lokasi wisata Gua Rancang Kencono, dengan arah  dari Gua Rancang Kencono menuju ke arah Barat sejauh 750 meter. Air terjun Sri Gethuk juga dikenal dengan nama Air terjun Slempret karena lokasi air terjun tersebut bertempat di lokasi Blok Slempret.
Sesampainya di lokasi segera kuparkir kendaraan dan selintas kulihat sebuah plang bertuliskan "naik perahu dan jalan kaki". Setelah kutanyakan pada Bapak penjual minuman, ternyata untuk bisa sampai ke air terjun itu bisa dicapai dengan berjalan kaki dengan melintasi pematang sawah dan hutan jati sejauh 500 m atau dengan menuruni 96 anak tangga dan menggunakan "perahu".
Ternyata untuk naik perahu dari dan ke lokasi air terjun itu kita hanya  membayar Rp5.000,-. Dan benarlah, setelah berapa lama menaiki perahu, sebuah air terjun cantik yang masih alami ada di depan mata. Air terjun yang diapit oleh tebing yang sangat tinggi bahkan tebing tersebut dengan ketinggian sampai dengan 50 m dengan suasana yang sangat romantis karena di daerah tersebut merupakan daerah persawahan yang sepanjang tahun tidak pernah mengalami kekeringan. Bahkan di sepanjang tahun di sana tanaman padi selalu menghijau silih berganti dengan pohon kelapa sehingga suara angin bertip akan sangat menghiasi lambaian daun nyiur yang melambai.

Pantai Indrayanti


Terletak di Wonosari tepatnya sebelah timur Pantai Sundak, Pantai Indrayanti merupakan sebuah pantai baru yang ada di Yogyakarta. Meskipun pantai ini belum lama dikenal oleh masyarakat, namun Pantai Indrayanti memiliki keindahan yang tidak kalah dibandingkan dengan pantai-pantai sekitar daerah Wonosari lainnya. Pantai ini tidak berukuran terlalu besar, hal tersebut membuat wilayah pantai tidak banyak dikunjungi oleh wisatawan sehingga anda dapat menikmati keindahan alam sekitar pantai dengan lebih tenang dan maksimal.
Pantai Indrayanti dapat menjadi alternative wisata pantai bagi anda, karena selain kita di suguhi keindahan pantai yang ada kita juga dapat menikmati makanan yang dapat dibeli di pinggiran pantai. Terdapat restoran yang berupa Gazebo yang menyediakan berbagai paket masakan laut untuk para pengunjung. Gazebo akan memberi kesan yang lebih alami untuk anda menikmati pantai. 

Gua Gong


Gua Gong terletak di Desa Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur atau sekitar 30 km dari Pacitan menuju Solo. Letak gua ini juga tidak jauh dari jalan raya. Kawasan ini menjadi terkenal karena memiliki banyak gua. Gua Gong merupakan gua terbesar dan yang paling indah.
Menurut cerita, zaman dahulu orang-orang yang tinggal di sekitar gua sering mendengar suara gung--alat musik Jawa yang berasal dari bukit tempat gua tersebut berada. Oleh karena itu, gua tersebut diberi nama Gua Gong sesuai dengan nama bukit tersebut.
Akses yang harus dilewati untuk mencapai gua yang baru dibuka untuk umum pada tahun 1995 ini, Anda harus melewati jalan yang berkelok karena masuk ke daerah pegunungan.Perjalanan ini dapat ditempuh dari Pacitan menuju Desa Punung menggunakan kendaraan bermotor dengan jarak tempuh 30 km.

Pantai Srau

Tersembunyi di balik deretan perbukitan 25 km sebelah barat kota Pacitan (Jawa Timur, Indonesia), Pantai Srau adalah salah satu surga bagi para surfer. Letaknya yang cukup jauh dari pusat kota membuat pantai indah ini belum terlalu ramai dengan pengunjung. Desa terdekat berjarak beberapa kilometer. Jangan membayangkan hotel-hotel ataupun restoran. Hanya terdapat sebuah mushola dan aula terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat. Beberapa buah warung kecil menyediakan makanan dan minuman ala kadarnya seperti mie instan, gorengan, es kelapa muda, teh ataupun kopi.
Pantai ini memiliki 3 surf spots dengan ombak yang cukup menantang bagi peselancar yang sudah cukup handal. Spot pertama terletak di belakang portal tiket sehingga sering disebut sebagai The Portal. Spot kedua adalah Pancingan, berada di bawah bukit karang sebelah barat pantai yang sering dipakai mangkal oleh para nelayan pemancing ikan. Sementara spot ketiga adalah Pandan, berada di balik bukit karang ini.
Pantai Srau memiliki memiliki tipe ombak reef break, artinya ombak tercipta karena gelombang air laut membentur karang. Dasar pantainya pun didominasi oleh batu karang, sehingga peselancar harus lebih berhati-hati. Bulan November hingga Februari adalah waktu yang terbaik untuk surfing dan mengejar barrel di Pantai Srau.
Selain memanjakan surfer dengan barrel-nya, Srau juga menawarkan pesona keindahan pantai dengan hamparan pasir putih yang dihempas ombak yang jernih. Kejernihan airnya inilah yang juga menjadikan tempat ini cocok untuk snorkeling dan menikmati keindahan serta keragaman biota laut. Bosan berjalan-jalan di bibir pantai? Cobalah naik ke bukit kecil di sebelah kanannya. Hiking di bukit karang ini sambil memandang bentang pantai dan laut yang luar biasa indahnya akan segera menghilangkan rasa bosan Anda. Bukit ini juga adalah surga bagi para pemancing ikan. Selain para nelayan, tidak sedikit orang-orang yang hobi memancing sengaja datang dari luar kota dan menghabiskan harinya di sini.